top of page

Awake Church | Bahaya Pengetahuan!

  • Writer: Harist Warouw
    Harist Warouw
  • Oct 8, 2022
  • 3 min read



PENGETAHUAN YANG BERBAHAYA!!!

Apakah benar Manusia jadi sama seperti Allah ketika berdosa? Tahu tentang yang baik dan jahat?

Jika benar, berarti setan benar, ketika berkata kamu akan sama seperti Allah, tahu yang baik dan jahat?


Dalam Kejadian 3:22 ITB,

"Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

Nah, apalagi ini perkataan Tuhan, bukankah tambah bingung, apakah ada kesalahan dalam penterjemahan? Simak artikel dibawah ini:


Penulis : Prof. Jiri Moskala (Andrews University) “You Will Be Like God Knowing Good and Evil”: Discernment of Truth and Lies


"Sayangnya, terjemahan bahasa Inggris dan lainnya tidak memperhatikan tata bahasa, konteks, dan tujuan dari bahasa Ibrani teks aslinya, karena mereka bergantung pada terjemahan Septuaginta Yunani yang menerjemahkan istilah Ibrani "hayah" sebagai (become)"menjadi" (ginomai) bukannya (be)"adalah."
Gagasan "menjadi" dalam konteks khusus ini asing bagi tujuan teks dan tidak adil terhadap pemikiran Ibrani.  Terjemahan seperti itu dan pemahamannya sangat bermasalah...
Terjemahan literal dari Kejadian 3:22 adalah sebagai berikut: “Lihatlah, Adam [seorang manusia, yaitu, kemanusiaan] (be) 'adalah' salah satu dari kita mengetahui yang baik dan yang jahat.  Dan sekarang dia tidak boleh dibiarkan mengulurkan tangannya dan mengambil juga dari pohon kehidupan dan makan, dan hidup selama-lamanya” (terjemahan penulis). 
Selaras dengan terjemahan ini adalah terjemahan 'Young': “Sesungguhnya, pria itu "was"(dulu) salah satu dari Kita, dalam hal pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.”  Menurut pendalaman ini dari teks alkitab, sebelum makan dari buah terlarang, Adam dan Hawa adalah seperti Tuhan dalam kapasitas mereka untuk membuat perbedaan antara yang baik dan yang jahat, yaitu untuk membedakan apa yang baik dan jahat, tetapi dengan berbuat dosa mereka kehilangan kemampuan ini, kepekaan untuk mendeteksi kesalahan dan kebohongan.  Ketika mereka menyeberang perbatasan dan terlibat dalam kejahatan, mereka kehilangan apa yang mereka miliki.
Memang benar bahwa Hawa berpikir bahwa kebijaksanaan tambahan akan datang kepadanya dengan memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kej. 3:6).  Namun demikian, dia tidak kekurangan pengetahuan, yaitu kemampuan untuk membedakan antara baik dan jahat dan kekuatan untuk mengejar apa yang baik,  tapi dengan memilih untuk mematuhi suara ular alih-alih mencintai Tuhan, dimensi hidup itu terdistorsi.
Kebijaksanaan sejati berarti mengetahui secara eksistensial hanya apa yang baik, karena "takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan" (Ams 1:7). 
Pengetahuan tentang kejahatan menempatkan hidup tidak hanya dalam bahaya, tetapi juga menghancurkan apa yang baik.  Dengan berdosa Adam dan Hawa kehilangan kebebasan mereka, alam kemampuan untuk tidak berbuat dosa yang mereka miliki sebelum kejatuhan mereka. 
Ted Peters dengan kuat menyatakan: “Kebebasan yang telah kita hilangkan adalah kebebasan untuk hidup secara berkelimpahan dari mata air ilahi.  Selanjutnya kerugian ini, kebebasan dalam Tuhan tidak bisa lagi dipahami sebagai hak kesulungan” (1998:27).  Rasa kejahatan menghancurkan kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat.  Setelah mengalami rasa dari ketidaktaatan, manusia mencintai dosa.  Adam dan Hawa sekarang tahu lebih banyak, karena mereka melampaui batas mereka dan mengabaikan status mereka sendiri sebaga ciptaan Tuhan, tetapi Tuhan tidak pernah bermaksud bahwa manusia akan memiliki jenis pengetahuan ini, karena dengan itu mereka akan kehilangan ketajaman moral. Ketidaktaatan tidak membawa kapasitas yang lebih tinggi, tetapi menghancurkan dan menghilangkan yang berharga."

Alberto Tim, penulis sekolah sabat kuartal terakhir tahun 2022 ini, pernah menyatakan,

"Saat ini ada banyak ahli teologi yang pada akhirnya tidak percaya Tuhan, karena pengetahuan mereka! Jadi lebih baik kita menjadi tidak tahu apa-apa di dalam surga, daripada memiliki banyak pengetahuan namun tidak tidak ada di surga!"

Dalam pelajaran SS Senin 3 Oktober 2022, paragraf terakhir berkata,

"Pengetahuan itu sendiri bisa sangat merugikan. Ada beberapa hal yang memang, lebih baik kita tidak mengetahuinya!!!"

Sampai disini, kita perlu membuat keseimbangan. Jadi apakah kita tidak perlu belajar?


Alkitab berkata, dalam terjemahan bahasa inggris

Hos 4:6 KJV My people are destroyed for lack of knowledge: because thou hast rejected knowledge, I will also reject thee, that thou shalt be no priest to me: seeing thou hast forgotten the law of thy God, I will also forget thy children.

Yang kurang tepat diterjemahkan ke bahasa indonesia demikian,

Hos 4:6 ITB Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.

Singkatnya,

"Umatku binasa karena kurang pengetahuan"!!!


Jadi benar kata Albert Einstein,

"A little knowledge is a dangerous thing, so is a lot"
"Sedikit pengetahuan adalah hal yang berbahaya, demikian juga dengan banyak pengetahuan"

Kesimpulan:


@Pengetahuan yang berbahaya itu adalah mencoba tidak menurut, dan merasakan keberdosaan!!!

Lebih baik menurut daripada penasaran rasanya mengetahui apa itu kejahatan!!!


@Pengetahuan tidak selalu menjadi penuntun yang aman dalam hal rohani, tapi Firman Tuhan sekalipun sering tidak rasional atau logis, selalu menuntun pada kebenaran!


@Carilah Tuhan dalam membaca Firman-Nya, Mintalah roh Kudus menuntun kita membaca, dan Lahirkanlah Kristus setelah kita membaca!


Selamat Hari Sabat, Tuhan memberkati.





 
 
 

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

085255778219

©2022 by SSC Bancea SDAC. Proudly created with Wix.com

bottom of page